Skip to content

Fernan Rahadi

  • Home
  • About
11/30/2018 / Football

Selamat, Super Elja!

Kegembiraan sekaligus tangis haru terlihat usai wasit meniup peluit panjang di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Rabu (28/11) petang lalu. Pada laga leg kedua semifinal Liga 2 Indonesia tersebut, tuan rumah PSS Sleman sukses mengalahkan tamunya, Kalteng Putra, dengan skor 2-0.

Kapten PSS, Bagus Nirwanto, tampak berkaca-kaca dan tebersit melafalkan hamdalah. Sedangkan kiper PSS, Ega Rizky, yang tampil gemilang sepanjang laga, juga terlihat menitikkan air mata. Kemenangan itu memang begitu berarti buat tim berjuluk Super Elang Jawa (Elja) tersebut.

Berkat kemenangan tersebut, PSS secara otomatis meraih tiket promosi ke Liga 1 musim depan. Hal itu disebabkan kemenangan agregat dua gol tanpa balas itu (leg pertama di Kalteng berakhir imbang 0-0-Red) membuat PSS melangkah ke final kompetisi Liga 2 musim 2018. Pada final pekan depan, mereka akan bertemu Semen Padang yang di partai semifinal lain mengalahkan Persita Tangerang.

Sesuai regulasi yang dikeluarkan operator liga, PT Liga Indonesia Bersatu (LIB), terdapat tiga tim yang berhak meraih tiket promosi dari Liga 2, yaitu tim yang meraih juara, runner-up, dan peringkat ketiga. Dengan kemenangan atas Kalteng, skuat yang dilatih Seto Nurdiantoro itu dipastikan menjadi juara atau setidaknya menjadi runner up.

Ini menjadi akhir penantian panjang PSS yang terakhir kali mencicipi kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia pada tahun 2007 silam. Saat itu, PSS dipaksa degradasi ke Divisi Utama akibat penyatuan wilayah yang dilakukan PSSI untuk membentuk kompetisi Indonesia Super League (ISL).

Sebenarnya lima tahun setelah penyatuan wilayah atau tahun 2013, PSS sempat menjadi juara Divisi Utama. Tetapi gara-gara dualisme kompetisi, klub yang terkenal karena dukungan suporternya yang fanatik, Slemania dan Brigata Curva Sud, tersebut tidak memperoleh tiket promosi.

Sayang, prestasi PSS kali ini sedikit tercoreng dengan isu match fixing yang telah santer terdengar sejak dimulainya kompetisi Liga 2 awal tahun ini. Pada fase delapan besar bahkan telah beredar di kalangan para suporter bahwa tiga klub telah dipastikan memperoleh ‘jatah’ promosi ke Liga 1 musim depan.

Ketiganya yakni Semen Padang, PSS Sleman, dan Kalteng Putra. Ketiganya dikabarkan telah membayar sekian ratus juta rupiah demi ‘jatah’ tersebut. Kabar itu semakin santer menyusul sejumlah peristiwa ganjil pada laga-laga delapan besar seperti hadiah penalti ajaib, gol offside, dan pemain sengaja tak memasukkan tendangan penalti.

Hal ini seakan menjadi deja vu peristiwa empat tahun lalu saat Borneo FC menjadi klub yang disebut-sebut telah ‘membeli’ tiket promosi sehingga berujung pada peristiwa sepak bola gajah antara PSS dengan PSIS Semarang di babak delapan besar. Apalagi salah seorang staf pelatih PSS saat ini, Danilo Fernando, merupakan menantu dari Vigit Waluyo, orang di balik Borneo FC kala itu, yang kerap disebut-sebut sebagai bandar judi sepak bola.

PSSI sebagai otoritas tertinggi sepak bola Indonesia, melalui komisi disiplin, tentunya wajib menyelidiki dugaan match fixing ini. Walaupun sebagian suporter PSS tentunya mengharapkan praduga yang mengarah ke tim kesayangan mereka itu merupakan hoaks semata. Tidak ada artinya sebuah kemenangan jika diraih melalui cara-cara yang tidak jujur.

Akhir kata, saya hanya ingin mengucapkan selamat atas keberhasilan PSS Sleman promosi ke Liga 1 musim depan. Selamat, Super Elja!

Post navigation

Previous Post:

Mengkritisi Penataan Kawasan Pedestrian Yogyakarta

Next Post:

Pendidikan Berkualitas untuk Sekolah Pinggiran

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

About Me

Fernan Rahadi

Journalist from Yogyakarta

Follow Me

  • instagram
  • twitter
©2021 Fernan Rahadi - Powered by Simpleasy