Skip to content

Fernan Rahadi

  • Home
  • About
08/06/2017 / Life

Merindu Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan sebentar lagi. Tak sabar rasanya hamba ingin segera menyambut bulan tersebut…

Ramadhan ibarat mata air bagi hamba kala berjalan berpeluhkan keringat di padang pasir nan gersang. Ramadhan ibarat secercah sinar mentari, kala mendung yang gelap senantiasa melintasi langit..

Hamba ingin kembali merasakan khusyuknya melantunkan ayat Alquran di tengah malam, sesuatu yang susah hamba lakukan di hari-hari biasa
Hamba ingin kembali merasakan nikmatnya hidangan berbuka, sesuatu yang tidak pernah hamba rasakan kala menyantap makanan di siang hari
Hamba ingin kembali mendengarkan suara-suara riang anak-anak kecil yang belajar di TPA, bahkan hamba ingin turut mengajari mereka bagaimana melafalkan Alif, Ba, Tsa secara benar
Hamba ingin sejenak melupakan rutinitas untuk kepuasan duniawi, dan hanya ingin beribadah untuk-Nya semata

Jumat (19/6) malam kemarin, hamba sadar apa yang hamba rindukan tersebut kian dekat. Selepas hamba menonton sebuah film garapan sutradara Chaerul Umam, Ketika Cinta Bertasbih. Film yang diangkat dari novel karya Habiburrahman El Shirazy itu kembali menumbuhkan kerinduan hamba akan bulan Ramadhan

Di film tersebut, hamba melihat betapa khusyuknya si karakter utama, Khairul Azzam, kala berdoa kepada Allah azza wa jalla. Betapa tawadhunya sosoknya yang tidak ingin mengumbar segala kebaikannya, betapa kagum hamba melihat sifatnya yang pekerja keras, betapa tabah hidupnya menghadapi berbagai macam cobaan, serta betapa sayangnya dia pada orang tua dan adik-adiknya.

Hamba juga melihat karakter seperti Anna Althafunnisa, yang bukan main cantiknya, tidak hanya melalui penampilan luarnya, tetapi juga melalui kecerdasannya, kepribadiannya yang lemah-lembut, penolong, dan rendah hati, serta tingkah-lakunya yang bak bidadari surga

Sifat-sifat yang tertuang pada film tersebut mengingatkan hamba pada bulan Ramadhan, dimana semua orang berlomba-lomba mencari pahala kebaikan, berusaha bekerja keras untuk melalui 30 hari menuju kesucian, berusaha menghindarkan diri dari ucapan yang tak berkenan, banyak pula kaum hawa yang berusaha menutup auratnya pada bulan ini, hingga mendengarkan lantunan-lantunan doa yang tak henti-hentinya mengaliri siang maupun malam

melukiskan bulan Ramadhan memang tidak semudah menulis dengan kata-kata. Maka Ya Allah, senantiasa dekatkanlah hamba kepada bulan tersebut.

Post navigation

Previous Post:

17 Jam di Lombok

Next Post:

Musibah

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

About Me

Fernan Rahadi

Journalist from Yogyakarta

Follow Me

  • instagram
  • twitter
©2021 Fernan Rahadi - Powered by Simpleasy