Guangzhou Pemenang Asian Games
Beberapa hari lagi, Asian Games akan berakhir. Tuan rumah Cina sudah dipastikan telah menjadi juara umum pada penyelenggaraan kali ini. Namun pemenang sebenarnya menurut saya adalah Guangzhou, kota yang menjadi penyelenggara multievent empat tahunan tersebut. Pemerintah kota tersebut sukses mengubah kota industri yang sarat polusi menjadi kota yang layak huni.
Berdasarkan survei terbaru, seperti dilansir dalam laman resmi Asian Games, lebih dari 80 persen penduduk Guangzhou menginginkan hidup lebih lama di kota tersebut. Survei tersebut dilakukan selama enam bulan oleh Jurusan Jurnalisme dan Komunikasi Universitas Ji’nan kepada 1.100 penduduk yang telah hidup setidaknya selama enam tahun di Guangzhou.
Masih menurut survei tersebut, 91,75 persen menyatakan, Asian Games telah membuat Guangzhou meningkatkan status serta reputasinya. Sedangkan sebanyak 82,75 persen menyatakan ajang tersebut telah memperbaiki kultur Guangzhou serta meningkatkan industri hiburan di Guangzhou.
Zhang Lei, Wakil Direktur pusat sentimen publik pada Jurusan Jurnalisme dan Komunikasi Universitas Ji’nan, mengatakan saat ini lebih banyak orang ingin tinggal di Guangzhou setelah kota tersebut sukses menjadi penyelenggara Asian Games. Selain itu ia juga menyatakan fasilitas lalu-lintas air dan udara di Guangzhou telah meningkat pesat.
“Fasilitas lalu-lintas di Guangzhou meningkat karena terdapat pengembangan jalur kereta api serta pemanjangan jalur kereta bawah tanah,” ujar Zhang.
Hu Zhaonian, seorang penduduk setempat, mengatakan perubahan di Guangzhou dimulai sejak 2004, saat kota tersebut menang bidding untuk menjadi tuan rumah Asian Games ke-16.
Kini, Guangzhou menjadi kota yang bersih dan nyaman. Padahal, seperti pengakuan sejumlah warga yang saya temui, sebelum 2004 Guangzhou adalah kota yang kotor dan semrawut, hampir mirip dengan Jakarta.
Jika dulu polusi udara membuat langit Guangzhou tertutup, kini orang bisa menikmati bintang-bintang di malam hari. Kemacetan lalu-lintas pun menghilang meskipun kota tersebut memiliki penduduk ketiga terbesar di Cina (11,85 juta jiwa).
Pemerintah Guangzhou memang membatasi kendaraan pribadi dan lebih menganjurkan penduduknya memakai sarana-sarana transportasi umum seperti bis, Guangzhou Metro (kereta bawah tanah), dan kereta api. Sejak tiga tahun lalu, sepeda motor bahkan telah dilarang di area-area perkotaan.
Apa yang dilakukan Cina, khususnya Guangzhou pada Asian Games kali ini layak ditiru Indonesia saat hendak menyelenggarakan event-event olahraga yang bergengsi. Tentu sulit mengharapkan Jakarta dan Palembang bisa seperti Guangzhou pada SEA Games 2011 nanti, akan tetapi saya sendiri berharap Indonesia bisa seperti Guangzhou suatu saat nanti. Dengan demikian, menjadi tuan rumah Asian Games seperti pada pemerintahan Soekarno pada 1962 lalu tidak lagi menjadi mimpi.